Biasanya saya lebih suka menulis artikel2 luar yang berbau misteri. Kali ini saya berinisiatif untuk mengangkat salah satu kekayaan Indonesia yaitu "legenda". Sangat banyak legenda dan kebudayaan Indonesia yang mengandung misteri yang hingga sekarang dapat dirasakan secara nyata namun tidak bisa dijelaskan secara ilmiah. Legenda buaya putih dari Maluku ini adalah salah satunya.
Sebelum menuju ke cerita legenda, saya akan menjelaskan lokasi terjadinya kejadian tersebut.
Danau Tolire
Maluku memang masih sangat terasa kental keindahan alamnya, salah satunya yang dikenal adalah danau Tolire. Danau wisata yang terletak sekitar 10 km dari pusat kota Ternate ini selain mengandung keindahan juga menyimpan misteri.
Danau Tolire berada di bawah kaki Gunung Gamalama, gunung api tertingi di Maluku Utara. Di sisi kanan hamparan tanaman jati emas dan pepohonan Jambulang (buah khas Ternate, Disisi barat, atau di belakang saat menghadap danau, deretan pohon kelapa dan luasnya laut dan sunset sore hari merupakan pemandangan spesial khas Tolire.
Danau Tolire terdiri dari dua buah danau, yaitu Danau Tolire Besar dan Danau Tolire Kecil. Jarak antara keduanya hanya sekitar 200 meter. Uniknya danau Tolire besar sekilas terlihat seperti kuali besar karena dikelilingi tebing2 tinggi dari gunung Gamalama. Danau air tawar ini juga dihuni oleh banyak ikan2 air tawar.
Berdasarkan sejarah geologi, terbentuknya Danau Tolire adalah akibat dari letusan freatik yang pernah terjadi daerah ini.
Legenda
Dahulu kala dilokasi tersebut merupakan sebuah desa/perkampungan. Warga desa tersebut hidup sejahtera dan mempunyai tali persaudaraan yang kuat, sehingga tidaklah aneh jika semua warga didesa tersebut saling mengenal pribadi satu sama lain. Sampai suatu ketika terjadi kejadian yang diluar dugaan.
Seorang bapak menghamili anaknya sendiri. Kejadian tersebut akhirnya diketahui masyarakat sekitar dan membuat seluruh warga marah. Mereka mengutuk sang ayah dan anak tersebut dan mengusir mereka dari desa. Karena terpaksa dan merasa malu maka ayah dan anak tersebut pergi meninggalkan desa. Ketika mereka melangkahkan kaki pergi dari desa suatu kejadian aneh terjadi.
Konon katanya seketika tempat mereka (ayah dan anak itu) berpijak terbelah akibat gempa dahsyat secara tiba-tiba. Sang penguasa murka dan menghukum ayah, anak, beserta desa tersebut menjadi dua buah danau. Satu danau besar yang kemudian disebut tolire besar (lamo) yang menggambarkan sang ayah. Satu lagi danau yang lebih kecil yang disebut tolire kecil (ici) yang mencerminkan sang anak.
Sampai sekarang kedua danau tersebut masih ada sampai sekarang. Menurut masyarakat kedalaman danau Tolire tidak terukur
Konon katanya para warga desa tersebut sekarang berubah menjadi buaya putih yang melindungi danau sampai sekarang. Penduduk setempat meyakini danau tersebut dihuni oleh ratusan buaya putih berukuran sekitar 10 meter yang kerap kali menampakkan dirinya. Itu sebabnya mengapa pengunjung dilarang berendam, berenang, bahkan memancing di danau Tolire, karena mereka percaya barang siapa yang mengganggu danau akan menjadi mangsa buaya putih.
Buaya putih hanya bisa dilihat oleh orang2 tertentu yang memiliki hati yang bersih, jadi tidak semua orang bisa melihatnya. Tapi memang ada beberapa wisatawan yang bisa melihat Buaya Putih tersebut.
Pernah suatu ketika seorang perantau dari luar negeri tidak percaya akan adanya legenda tersebut. Dia memaksa untuk berenang di danau tersebut untuk membuktikan kebenaran legenda itu walaupun sudah dilarang warga. Diapun akhirnya berenang di danau dan hilang begitu saja. Warga percaya kalau perantau itu telah dimangsa oleh buaya putih.
Danau ini juga menyimpan keanehan lainnya. Katanya jika kita melempar benda ke danau tersebut sekeras apapun benda tersebut tidak akan pernah menyentuh permukaan danau. Kebanyakan wisatawan yang datang ke danau ini tidak hanya menikmati pemandangan tetapi juga ingin mencoba kebenaran legenda setempat.
Akibatnya disekeliling danau dijual batu kerikil khusus untuk dilempar kedalam danau. Benar saja, tidak ada satu orang pun yang berhasil menyentuh permukaan danau. Batu yang dilempar seperti ditahan oleh kekuatan gravitasi tertentu. Menurut penduduk setempat kekuatan Buaya Putihlah yang menahan batu2 tersebut agar tidak mengenai permukaan danau.
Apakah yang menyebabkan batu2 itu bisa tertahan? apakah mungkin ada kekuatan gaib yang menahannya???
Menurut pendapat saya mungkin didasar kedalaman danau tersebut terdapat suatu gas atau zat tertentu yang dapat mengurangi kekuatan gravitasi sehingga terasa seperti melayang (apalagi batu kerikil). Kalau mengenai Buaya Putih selama saya belum pernah melihat sendiri jadi saya tidak percaya, tapi memang Indonesia kaya akan hal2 gaib seperti ini, ada yang nyata ada juga yang tidak, jadi mungkin keberadaan buaya putih itu memang ada.
Yang harus diperhatikan adalah semua legenda pasti berasal dari kisah/kejadian nyata yang mungkin salah diinterpretasikan.
Namun itu hanya pendapat saya, mungkin benar mungkin juga tidak. Satu hal yang pasti, karena kemisteriusannya itu danau Tolire sampai sekarang belum pernah diteliti secara serius. Kedalaman danaunya saja belum diketahui, apalagi yang terkandung didalamnya.
"thats nature, full of secret which is forbiden"
**UPDATE**
Sekedar menambahkan info, buaya putih sebenarnya bukan hewan mistis atau mitos seperti kebanyakan yang kita ketahui. Buaya putih memang benar2 ada dan nyata keberadaannya. Buaya ini digolongkan kedalam jenis Albino Aligator yang kebanyakan hidup di benua Amerika, walaupun memang populasinya sedikit dan keberadaanya susah ditemui.
Menurut Dailymail.uk di taman Gatorland, Florida dipelihara seekor buaya putih yang merupakan salah satu dari 12 buaya putih di Dunia yang telah berhasil diidentifikasi.
Berikut fotonya
Jadi sudah jelas sekarang kalau buaya putih itu beneran ada. Pertanyaan kembali, kalau buaya putih hanya ada di benua Amerika kenapa begitu banyak legenda Indonesia yang terdapat buaya putih didalamnya?? tetap saja misterius... ckckck
Tidak ada komentar:
Posting Komentar