Selasa, 09 Februari 2010

Tatto pertama di kulitku








Gara-gara ngeliat mas Arjuna buat tatto di betis, aku jadi tertarik untuk membuat hiasan ditangan. Awalnya rada sulit menemukan gambar atau genre apa yang paling pas untukku, tapi ketika ingat ibunda saya tercinta yang doyan lagu india saya jadi kepengen di Mahendi (wekekekek korban keadaan).


Karena pada dasarnya saya takut sama Mami saya, jadi aku putuskan bahwa tattoo yang akan saya pasang dibelakang leher saya masih berlafadzkan islami (seenggaknya kalo dimarahin sama mama masih bisa ngeles huwahaha...) :p

Ok langkah pertama yang saya lakukan adalah :
- Memilih pola dan menggambarnya diatas kulit.
- Setelah itu barulah dilakukan penempelan cat.
Dan yang perlu diingat, kedaan kulit pada saat diberi pola dan ditempelkan cat, harus benar-benar kering dan pastikan falam keadaan bersih. dan cat yang saya gunakan adalah cat rambut dari getah pohon Henna.


Nah sebelum aku cerita lebih banyak, yuk sama-sama kita cari tau apa itu Henna, dan mengapa saya memilihnya untuk media lukis diatas kulit saya.



Henna adalah tanaman semak dari Lawsonia Inermis. Tanaman ini berbuah lebat & berdaun rindang, bagian yang biasa dijadikan bubuk pewarna adalah saripati dari daun & buahnya, henna juga akan meninggalkan jejak warna pada media lembab yang bersentuhan olehnya. Warna gelap pada henna biasanya bertahan 1-4 minggu tergantung dari suhu tubuh, daerah tempat ia diterapkan dan seberapa sering anda mencucinya, jadi semakin sering kita mencuci daerah yang terkena noda maka akan semakin cepat penglupasan warna pada media tersebut dan begitu sebaliknya, jika kita ingin membuatnya lebih gelap kita bisa mengaplikasikannya lagi secara berulang. Namun biasanya warna henna hanya bisa ditambal maksimal hingga 4 atau 5 kali tambal, itu dikarenakan tubuh memang memiliki batasan tersendiri untuk benda asing yang menempel diatasnya.












Konsep pewarnaan henna pada kulit sama seperti pengaplikasian pacar haji, namun bedanya henna memiliki daya lekat yang lebi kuat karena kebanyakan henna yang sudah dijual bebas dipasaran sudah melalui proses & pencampuran bahan kimia. Proses pelekatan warna pada henna antara 24-48 jam pertama, diawali dengan warna orange muda/hijau muda kemudian akan menjadi gelap secara berangsur. Aku sarankan agar kita mengoleskan babyoil atau bodilotion secara tipis-tipis untuk mencegah kontak air terutama di 48 jam awal. Awalnya kupikir ribet dalam pengolahan pewarna henna, hoho ternyata hanya cukup di campur dengan sedikit air dan diaplikaskan ke media yang ingin diberi warna, dan dari pengalamanku aku sarankan untuk jangan melepas ampas henna jika ingin mendapatkan hasil yang maksimal.

nah ada satu kutipan nih dari eprints

Penggunaan Henna (Lawsonia inermis) sebagai zat pewarna rambut dan pewarna kulit (temporarely tattoo) sangat populer di kalangan masyarakat dunia. Henna regular telah digunakan selama berabad-abad oleh masyarakat Asia dan Afrika untuk acara seremonial. Dalam perdagangan terdapat dua bentuk produk Henna; Henna murni dan Henna Rangs. the European Union’s “Scientific Committee on Cosmetic products” telah mengklasifikasi bahwa Lawsone yang terkandung dalam produk henna dapat menimbulkan bahaya (hazard) terhadap kesehatan, serta dapat menimbulkan efek genotoksik, dan tidak ada nilai ambang yang aman untuknya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi apakah benar bahwa Lawsone yang terkandung dalam Henna dapat menimbulkan kebahayaan dan genotoksik. Metoda yang dilakukan dalam evaluasi ini adalah meta analisis dari berbagai jurnal dan tulisan-tulisan ilmiah yang berhubungan dengan Henna, dengan cara mengevaluasi spesifikasi fisika dan kimia, fungsi dan kegunaan, serta toksikologi dari penggunaan henna. Hasil meta analisis menunjukkan bahwa Lawsone yang terkandung dalam Henna murni mempunyai LD50 untuk oral dan dermal sebesar >2000 mg/kg BB, nilai NOAEL (No-Observed-Adverse-Effect-Level) untuk tikus betina gravid sebesar 200 mg/kg BB/hari dan fetus 40 mg/kg BB/hari, terdapat reaksi alergi ringan pada mukosa mata dan tidak menyebabkan genotoksik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemakaian Henna murni adalah aman. 1 Disampaikan dalam “Seminar Ilmiah dan Workshop Pembelajaran Farmasi Kedokteran Dalam KBK” dalam rangka KONAS V PEFARDI, Yogjakarta 25-26 April 2009 2 Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang Kontak E-mail: hennarsunoko@gmail.com


Nah jadi jangan takut berkresi di atas kulit karena Henna aman bagi kesehatan ;)

1 komentar: