Rabu, 28 April 2010
Dunia Kebilangan Bahasa Aslinya
Kurang lebih tiap dua minggu sekali sebuah bahasa punah bersama pengetahuan dan sejarah manusia selama satu milenium. Tapi jangan Khawatir karena Negara tercinta kita Indonesia tidak termasuk didalam daftarnya.
MENJADI BISU
Penurunan pengguna bahasa mengancam bahasa berikut dan lainnya.
1. Plato Pasifik Barat Laut
Ktunaxa 10 pengguna
Siletz Dee-ni 5 peng penggunaguna
Haida Selatan 10
2. Barat Daya Oklahoma
Cahuilla 20 pengguna
Mohave 7 pengguna
Wichita 3 pengguna
3. Amerika Selatan bagian utara
Tinigua 2 pengguna
Totoro 5 pengguna
Zaparo 5 pengguna
4. Amerika Selatan bagian tengah
Muniche 5 pengguna
Taushiro 1 pengguna
Uru 1 pengguna
5. Amerika Selatan bagan selatan
GuatO 50 pengguna
Ofaye 20 pengguna
Vilela 2 pengguna
6. Afrika bagian selatan
Nlu (�I�: click) 8 pengguna
Tswapong 2,000 pengguna
Xiri 85 pengguna
7. Atrika bagian timur
Ngasa 300 pengguna
Nindi 100 pengguna
Omotik 50 pengguna
8. Australla bagian utara
Gurdanji 5 pengguna
Marti Ke 10 pengguna
Nyikina 50 pengguna
9. Melanesia baglan barat
Piru 10 pengguna
Usku 25 pengguna
Woria 10 pengguna
10. Taiwan-Fllipina
Arta 5 pengguna
Babuza 5 pengguna
Pazeh 1 pengguna
11. Asia Tenggara
Arem 40 pengguna
Buxinhua 200 pengguna
Red Gelao 20 pengguna
12. Siberia bagian timur
Medny Aleut 20 pengguna
Orok 20 pengguna
Tundra Yukaghir 50 pengguna
13. Siberia Tengah
Enets 50 pengguna
Os 15 pengguna
Selkup Selatan 20 pengguna
� Hibah Society: Lihat languagehotspots.org mengenai detail Enduring Voices Project.
Dalam bahasa tradisional Monchak, nenek Mongol barat ini (atas) tak memiliki kata untuk �cucu lelaki�, namun punya beberapa kata untuk kambing. Kekayaan kosakata untuk ternak adalah ciri khas penggembala. Ia adalah salah seorang terakhir yang dapat berbicara dalam bahasa kuno tersebut. Cucunya hanya berbicara bahasa Mongol. Dikawatirkan dalam masa hidup cucunya, bahasa Monchak akan punah.
The Living Tongues Institute for Endangered Languages bekerja sama dengan Enduring Voices Project National Geographic untuk memetakan titik-titik penting linguistik agar sumber daya dapat diarahkan untuk merekam bahasa yang mulai memudar dan membantu menyelamatkannya. �A. R. Williams
Karena Itu, berbanggalah karena "kita" tidak akan kehabisan bahasa daerah & kebudayaannya. Jadi, tinggal kita generasi muda yang tinggal meneruskannya. Karena masa depan budaya Indonesia, ada di tangan generasi muda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar