Jumat, 09 April 2010

Mata ketiga inikah Anugerah atau kutukan? Bag II

Saat itu aku masih duduk dibangku kelas 1 sekolah dasar, dulu pikiranku belum terkontaminasi oleh banyak hal, tapi entah mengapa tidak ada perasaan taku yang mnjangkitiku saat itu. Dulu akupun tak (begitu) mengenal makhluk yang bernama jin, kuntilanak setan apalagi genderuwo, gak ada sedikitpun. Aku sendiri gak tau pasti apa penyebabnya.

Tiba-tiba pada suatu malam, seperti biasa aku pipis dulu sebelum tidur. Kalau tidak salah saat itu adalah malam selasa (tepatnya kapan aku lupa). Setelah pipis aku pun beranjak ke tempat tidur dan membaca doa yang telah ku pelajari beberapa minggu lalu di sekolah. Tapi malam itu benar-enar aneh, aku sudah membaca doa berulang kali tapi tetap saja gak bisa tertidur. Padahal aku sudah merasa sangat lelah saat itu.

Usahaku untuk tertidur gak berhenti disitu aja. Kucoba membaca buku, meminum susu, menghitung domba, bahkan belajar!! tetap saja aku tidak bisa tidur. Kupaksakan memejamkan mata ini berusaha se relax mungkin merebahkan tubuhku diatas tempat tidur. 1 kali.. aku belum mengantuk, 2 kali... aku masih belum mengantuk.. hingga yang ketiga kali aku masih tetap tidak bisa tertidur dan akhirnya membuka mataku lagi.

Kali ini sial sedang memelukku, seolah suaraku tercekik di tenggorokan, ada seorang wanita sedang memperhatikanku tepat di tepi tempat tidurku yang berjarak hanya beberapa jengkal dari ujung kakiku. Perlahan aku memberanikan diri memperhatikan wanita itu dari bawah..

Yach dia memakai gaun putih sampai menutupi kaki, namun ku lihat ujung gaunnya bergerak tertiup angin, seolah tak ada kaki yang menopang disebelah sana.

Wajahnya, dia tersenyum manis padaku. Tapi senyuman itu seakan sebuah seringai yang menyeramkan. Aku ketakutan, sangat ketakutan. Aku merasakan bahwa seluruh tubuhku menggigil ketakutan. Aku pun berusaha membaca doa yang pernah aku dapatkan dari sekolah, tapi "Makhluk" itu tetap ada dan tersenyum ke arahku, aku memejamkan mata aku takut menatapnya. Entah mengapa seperti ada yang menggerakan ibu jari kakiku, rasanya dingin sekali seperti disentuh oleh tangan yang habis memegang Es (didalam hati aku sempat berpikir bahwa aku percaya bahwa kita hidup berdampingan dan dapat berinteraksi oleh mereka dari dunia sana). Saat gerakan ke-3 di ibu jari kakiku berhenti aku memberanikan diri untuk membuka kelopak mataku, dan aku tak melihat apapun disana. Begitu "makhluk" tersebut menghilang aku langsung lari terbrit-birit kekamar ibuku, beruntung aku memeiliki ibu yang mampu menenangkan hati ini. Gak puas dengan jawaban ibu yang menyatakan "mungkin kamu berhalusinasi karena terlalu lelah," mulai saat itulah aku tertarik untuk mengetahui "kehidupan" selin manusia nyata di dunia ini.

Sejak kelas 1 SD hingga naik ke kelas 2, seakan ada yang mendorongku untuk mengetahui kehidupan "Mereka" mengapa mereka menampakan diri di dunia yang seharusnya tidak mereka datangi. Ternyata selain kita, ada "kehidpan lain" yang gak bisa kita sepelekan keberadaannya.

Dan sampai sekarangpun wajah "wanita "itu tak bisa ku lupakan.
Yach...lebih kurangnya seperti pic dibawah ini, tetapi yang aku lihat saat itu adalah wajah tanpa mata dan deretan gigi-gigi yang tertutup oleh bibir yang tidak sempurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar